satuan daya yang terpasang dirumah/konsumen adalah VA (volt-ampere), itu merupakan daya yang terpasang atau daya pengenal, jadi jika konsumen berlangganan sebesar 450 VA, dengan tegangan 220 V maka arusnya sebesar 2 A, makanya MCB nya juga akan sebesar 2 A.
Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:
• Daya semu (S, VA, Volt Amper)
• Daya aktif (P, W, Watt)
• Daya reaktif (Q, VAR, Volt Amper Reaktif)
Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan dan arus adalah sinusoida, sehingga besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya yang merupakan daya rata-rata diukur dengan satuan Watt, Daya ini membentuk energi aktif persatuan waktu, dan dapat diukur dengan kwh meter dan juga merupakan daya nyata atau daya aktif (daya poros, daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh beban untuk melakukan tugas/usaha tertentu.
Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Ampere (disingkat, VA), menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada peralatan generator, transformator dan bahkan di KWh meter rumah kita.
Pada suatu instalasi, khususnya di pabrik/industri juga terdapat beban tertentu seperti motor listrik, yang memerlukan bentuk lain dari daya, yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau dengan kata lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan flux magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban (kebutuhan) pada suatu sistim tenaga listrik.
namun selain pengertian daya diatas, ada juga yang dikenal dengan Faktor daya atau faktor kerja, yaitu perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total. Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor Daya / Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu.
Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini dapat dilakukan dengan menggunakan kapasitor.
Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik negara (PLN) memiliki faktor daya satu, maka daya aktif (watt) yang ditransfer setara dengan kapasitas daya terpasang (VA).
Bagaimana perbaikan faktor daya di sisi pelanggan dapat menguntungkan pelanggan ybs.
Jika daya tersambung adalah 450W dengan tegangan 220V, Anggap faktor daya di rumah pelanggan 0,6 maka arus kerja yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan semua daya terpasang adalah 450/220/0,6 = 3,4A. Atau dengan pembatas 2A ia hanya dapat menggunakan maksimum 220×0,6×2 = 264W.
Jika dengan menggunakan kapasitor faktor daya dapat ditingkatkan hingga 0,9 maka dengan pembatas 2A ia dapat menggunakan maksimum daya sebesar 220×0,9X2 = 396W.
Betul bahwa perbaikan faktor daya menguntungkan pelanggan karena dapat memaksimalkan pemakaian kapasitas daya tersambung namun tidak memberikan penghematan daya karena toh yang dibayar pelanggan adalah daya terpakai. Malah dengan faktor daya rendah pelanggan tersebut dapat membayar lebih murah karena secara tidak langsung ia telah membatasi pemakaiannya pada kapasitas yang lebih rendah (264W pada faktor daya 0,6 dibanding 396W pada faktor daya 0,9).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar