Selasa, 21 Juni 2011

Transistor Sebagai Saklar


Aplikasi transistor tidak hanya dibatasi pada penguatan sinyal saja. Tetapi dapat juga diaplikasikan sebagai sebuah saklar (switch) pada komputer atau peralatan kontrol lainnya. Saat transistor berada dalam kondisi saturasi, berarti transistor tersebut merupakan saklar tertutup dari kolektor ke emitor. Jika transistor tersumbat (cut off) berarti transistor seperti sebuah saklar yang terbuka”.
Rangkaian switching transistor ditunjukkan pada gambar berikut ini :




Gambar (a) Rangkaian Transistor sebagai Penyaklar
(b) Penggambaran Transistor yang Lazim
(c) Garis Beban DC
Tegangan disekitar loop input memberikan :
IB.RB + VBE – VBB = 0 Persamaan (1)
sehingga diperoleh :
IB = (VBB – VBE)/ RB Persamaan (2)
Gambar (b) menjelaskan karakteristik transistor sebagai saklar. Pada saat VBB / VS yang masuk melalui RB negatif, maka sambungan basis-emitor mendapat bias mundur dan mengakibatkan transistor menjadi cut off sehingga secara ideal tidak ada arus kolektor yang mengalir. Hal ini juga terjadi bila VS sama dengan nol. Jika VS positif dan lebih besar dari turn-on voltage, maka sambungan basis-emitor akan mendapat bias maju. Pada saat VS mencapai tegangan sekitar 0,5 – 0,7 V, transistor akan aktif, dan jika dinaikkan terus transistor akan mengalami kejenuhan/saturasi. Dalam kondisi ini secara ideal besarnya VCE sama dengan nol dan dalam kondisi jenuh, penambahan VS tidak akan berpengaruh lagi pada nilai VCE.
Berdasarkan prinsip kerja tersebut, maka switching transistor dapat digunakan sebagai pengemudi aliran arus listrik untuk mengendalikan motor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar