Dilihat dari sudut pandang bidang ketenaga listrikan, terdapat dua point utama:
1. “Active“ Energy atau yang lebih populer disebut daya aktif, yang terukur pada kWh meter (P), digunakan untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik dan panas.
2. “Reactive” Energy atau yang lebih beken disebut dengan daya reaktif (Q), diperlukan untuk beban-beban induktif seperti motor, transformer dan lain sebagainya.
“Efisiensi tenaga listrik dari sebuah sistem instalasi, di ukur dengan faktor daya/cos phi“
dimana:
PF= active power/apparent power = P (kW)/S (kVA) = cos phi
Pada sistem sinosudial, cos phi mengindikasikan tingkat dari daya reaktif yang dikonsumsi oleh beban. Berikut adalah rata-rata pengaruh tingkat pembebanan beban induktif terhadap power faktor:
“Lho, kenapa kok pada saat beban penuh motor asinkron power faktornya tambah bagus? bukannya motor asinkron itu beban induktif-nya gede?”
Begini… Daya reaktif (Q), dibutuhkan oleh beban-beban induktif seperti diatas, jika beban tersebut dimanfaatkan secara maksimal, maka hasilnya juga maksimal, karena daya reaktif terpenuhi.. lihat point 2 pada mukadimah diatas. ini dia perbandingannya :
Pada artikel ini telah dibahas pengertian dari daya dan faktor daya pada jaringan listrik. Perbaikan faktor daya dapat dilakukan dengan cara kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor.
Referensi :
* Understanding power quality,B.Gridwood,Energy Mad Ltd.
* Understanding power and power quality measurement,–,http://www.transcat.com.
* Understanding power factor,–,http://www.princetongreen.org
Oleh Ahmad Musta'in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar